4 Cara Menghitung Orang Meninggal Setiap Hari 2024


Uinsuka.ac.id – Selamatan menjadi tradisi yang selalu dilakukan masyarakat di Indonesia jika ada anggota keluarga, kerabat, atau temannya meninggal dunia. Cara menghitung orang meninggal sendiri juga cukup mudah untuk dilakukan.

Meskipun sudah ada sejak jaman dahulu, tradisi selamatan sampai sekarang ini selalu dilakukan masyarakat terutama Jawa. Hal ini karena mereka memiliki keyakinan dan kepercayaan terhadap tradisi yang ada secara turun temurun.

Waktu Selamatan dalam Budaya Jawa

Cara menghitung orang meninggal sebenarnya menjadi hal yang mudah untuk dilakukan siapa saja. Meski begitu, dalam perhitungan ini juga harus memahami istilah waktu selamatan yang digunakan untuk orang meninggal.

Inilah beberapa waktu orang meninggal lengkap dengan cara menghitungnya:

1. Geblag

Geblag adalah acara yang dilaksanakan ketika orang yang meninggal dunia sudah dimakamkan. Bisa dibilang geblag termasuk selamatan pertama yang sangat genting sehingga harus dilakukan pada hari itu juga.

Maka dari itu, tak heran jika kebanyakan orang mengutamakan selamatan ini untuk keluarga mereka yang meninggal. Geblag dalam budaya Jawa juga memiliki istilah yang seperti Tanah/Surtanah atau Ngsur/Nyaur.

Cara menghitung selamatan dalam acara ini dilakukan menggunakan rumus jisarsi. Jisarsi dapat diartikan sebagai hari pasaran yang pertama dan hari pertama sehingga pelaksanaannya tidak boleh ditunda.

2. Nelung Dina

Nelung atau telu dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai 3 atau tiga. Nelung dina adalah acara kedua dalam selamatan orang meninggal dunia. Pelaksanaannya sendiri tepat pada hari ke 3 setelah kematian.

Baca Juga:  2 Cara Menghitung Balance Cairan, Rumus, Contoh 2024

Supaya bisa menghitung hari beserta pasarannya, kamu bisa menggunakan rumus rusarlu. Dalam rumus ini, selamatan dilaksanakan pada hari pasaran yang ketiga atau hari ketiga. Tujuannya adalah untuk menyempurnakan jasad yang berasal dari api, air, bumi, dan angin.

3. Mitung Dina

Waktu selamatan berikutnya adalah mitung atau pitu yang memiliki arti 7. Ini menandakan bahwa acara selamatannya dilakukan pada hari ke 7 sesudah proses pemakaman. Angka 7 tersebut juga muncul dalam makanan yang disajikan, biasanya terdiri dari nasi dan ayam ingkung atau buceng pungkur.

Cara menghitung orang meninggal ini yaitu menggunakan rumus taro, yakni pasaran yang kedua atau hari ketujuh. Bukan tanpa alasan, selamatan ini memiliki tujuan untuk menyempurnakan rambut beserta kulitnya.

4. Matang Puluh Dina

Dalam acara ini, almarhum atau almarhumah akan didoakan melalui ritual matang puluh dino. Matang puluh atau patang puluh memiliki arti empat puluh.

Sudah bisa diketahui bahwa prosesnya dilakukan 40 hari setelah kematian seseorang. Meskipun demikian, sebenarnya untuk perhitungan orang meninggal ini tidak benar menunjukkan 40 hari. Kemungkinan bisa lebih atau bahkan bisa juga kurang.

Alasannya karena perhitungan hari mulai dari patang puluh dino dilakukan dengan rumus masarma. Masarma dapat diartikan sebagai pasaran yang kelima atau hari kelima. Selamatan ini untuk menyempurnakan anggota tubuh warisan orang tua seperti otot, sumsum, daging, darah, dan tulang.

5. Nyatus Dina

Acara selamatan untuk orang yang sudah meninggal dunia berikutnya yaitu nyatus dina. Biasanya dilakukan 100 hari setelahnya atau 3 bulan lebih 2 atau 3 hari. Nyatus dina bermakna untuk menyempurnakan seluruh anggota tubuh atau jasadnya.

Dalam menghitung hari dan pasarannya tak kalah mudah, kamu bisa menggunakan rumus rosarma. Rosarma pada umumnya memiliki arti sebagai pasaran yang kelima atau hari kedua.

6. Medhak Sepisan

Jika kematiannya sudah mencapai satu tahun maka selamatan yang dilakukan adalah medhak sepisan. Menurut penanggalan Jawa, hari yang dimaksud umumnya sekitar 304 hari sehingga memang cukup lama.

Baca Juga:  3 Cara Menghitung THR Karyawan Tetap, Kontrak, Baru

Sementara itu, untuk cara menghitung orang meninggal ini menerapkan sebuah rumus khusus yang bernama patsarpat. Dalam rumus patsarpat, acara selamatan dilaksanakan pada pasaran keempat dan hari keempat. Tujuannya sebagai bentuk peringatan karena sudah sempurnanya daging dan isi perut.

7. Medak Pindho

Pindho yang artinya dua kali menunjukkan dua kali durasi dalam tahun Jawa, dimana periodenya yaitu sekitar 708 hari. Mendhak pindho memiliki tujuan bahwa bagian tubuh sudah hampir sempurna, terkecuali tulang.

Rumus yang bisa dijadikan sebagai acuan dalam perhitungan ini yaitu rumus jarlu, yaitu hari pasaran yang ketiga dan hari pertama. Jika ingin mudah, pihak keluarga disarankan untuk menentukan selamatan mendak pindo dengan mengacu hitungan 2 tahun setelah kematian.

8. Nyewu

Perhitungan selamatan yang terakhir yaitu 1000 hari sesudah kematian seseorang. Tujuan dari prosesi ini supaya jasad manusia yang meninggal menjadi sempurna, termasuk baunya. Jadi bisa menyatu kembali dengan tanah yang memang sudah menjadi asal muasalnya.

Jika ingin menghitung hari nyewu, rumus yang digunakan adalah nemsarma (hari pasaran yang kelima dan hari keenam pasaran).

Cara Menghitung Orang Meninggal Menurut Penanggalan Jawa

Penentuan hari untuk selamatan juga harus disesuaikan dengan perhitungan dalam penanggalan Jawa. Jumlah hari dalam satu minggu dilakukan dengan perhitungan neptu. Neptu sendiri merupakan angka untuk menghitung hari pasaran, bulan, dan tahun.

1. Neptu dalam Perhitungan Hari

Neptu yang digunakan dalam perhitungan hari selamatan orang meninggal yaitu:

  • Senin adalah 4
  • Selasa adalah 3
  • Rabu adalah 7
  • Kamis adalah 8
  • Jumat adalah 6
  • Sabtu adalah 9
  • Minggu adalah 5

2. Neptu dalam Perhitungan Hari Pasaran

Sedangkan neptu yang digunakan dalam perhitungan hari pasaran yaitu:

  • Paing adalah 9
  • Legi adalah 5
  • Pon adalah 7
  • Wagyu adalah 4
  • Kliwon adalah 8
Baca Juga:  Cara Menghitung Laju Pertumbuhan Ekonomi (PDB)

3. Neptu untuk dalam Perhitungan Bulan

Berikut ini adalah jenis neptu untuk menghitung bulan:

  • Sura adalah 7
  • Sapar adalah 2
  • Rabiul Awal adalah 3
  • Rabiul Akhir adalah 5
  • Jumadil Awal adalah 6
  • Jumadil Akhir adalah 1
  • Ruwah adalah 4
  • Rajab adalah 4
  • Puasa adalah 5
  • Syawal adalah 7
  • Zulkaidah adalah 1
  • Besar adalah 3

4. Neptu untuk Tahun

Terakhir adalah jenis neptu yang digunakan untuk menghitung tahun:

  • Alip adalah 1
  • Ehe adalah 5
  • Jimawal adalah 3
  • Je adalah 7
  • Dal adalah 4
  • Be adalah 2
  • Wawu adalah 6
  • Jimakir adalah 3

Contoh Perhitungan Hari Selamatan Orang meninggal

Untuk melengkapi pembahasan kali ini, akan diberikan contoh perhitungannya. Contoh ini bisa dijadikan sebagai referensi yang mungkin bisa memudahkan kamu dalam melakukan perhitungan.

Seseorang karyawan meninggal dunia pada tanggal 1 Agustus 2021. Jika dilakukan perhitungan untuk hari selamatannya, maka hasilnya yaitu seperti berikut:

  • Selamatan dilakukan tepat di hari kematian atau geblak: Hari Jumat Wage pada tanggal 1 Agustus
  • Selamatan dilakukan 3 hari setelah kematian: Hari Senin Pahing pada tanggal 4 Agustus
  • Selamatan dilakukan 7 hari setelah kematian: Hari Jumat Legi pada tanggal 8 Agustus
  • Selamatan dilakukan 40 hari setelah kematian: Hari Kamis Wage pada tanggal 10 September
  • Selamatan dilakukan 100 hari (nyatus dina) setelah kematian: Hari Senin Wage tanggal 9 November
  • Selamatan dilakukan 354 hari (mendhak sepisan) setelah kematian: Hari Rabu Pon 21 Juli
  • Selamatan dilakukan 708 hari (mendhak pindho) setelah kematian: Hari Minggu Pahing 10 Juli
  • Selamatan dilakukan 1000 hari (nyewu) setelah kematian: Hari Jumat Wage 28 April

Cara menghitung orang meninggal untuk acara selamatan bisa dilakukan sesuai penanggalan Jawa. Jika cara yang disampaikan masih cukup sulit untuk dipahami, maka tak perlu bingung. Kamu masih bisa menggunakan kalkulator atau aplikasi khusus untuk menghitung hari selamatan.

Baca Juga: