6 Cara Menghitung Penyusutan, Contoh dan Hasil 2024


Uinsuka.ac.id – Bagaimana cara menghitung penyusutan? Istilah ini menjadi salah satu yang paling sering didengar untuk barang-barang seperti alat elektronik, kendaraan, hingga rumah. Tidak hanya itu, ada pula rumus untuk mengetahui nilai akhir suatu benda setelah mengalami depresiasi atau penyusutan.

Jika belum mengetahui apa itu depresiasi mungkin akan bertanya-tanya. Apa itu depresiasi? Faktor apa yang mempengaruhi? Benda apa saja yang bisa mengalami penyusutan? Apa pentingnya perhitungan depresiasi dan masih banyak lagi. Nah, ini dia penjelasan dari berbagai pertanyaan tersebut!

Mengenal Depresiasi

Penyusutan atau depresiasi merupakan penurunan nilai barang dengan cara pengurangan biaya dari aktiva tetap dengan cara yang sistematis. Pengurangan biaya ini hingga menyentuh angka 0 atau tidak memiliki nilai ekonomi sama sekali. Maka akan ada perubahan biaya asli dari aktiva tetap tersebut.

Sedangkan aktiva adalah istilah yang digunakan untuk menyebut harta, kekayaan, atau aset dalam akuntansi. Jadi aktiva tetap dapat dipahami sebagai kekayaan atau aset yang berwujud dan dimiliki dalam waktu yang relatif lama. Masa manfaat dari aktiva tetap bisa mencapai lebih dari 1 tahun.

Aktiva tetap juga dipahami sebagai aset yang berwujud dan diperoleh dalam bentuk siap pakai atau harus dibangun terlebih dahulu. Umumnya, aktiva tetap ini digunakan untuk menghasilkan barang, jasa, atau untuk proses operasional. Aktiva tetap ini juga harus mengalami pemantauan agar tetap terawat.

Benda yang Terkena Depresiasi

Cara menghitung penyusutan berlaku untuk beberapa aset yang mengalami depresiasi. Namun, tidak semua aset tetap dapat mengalami penyusutan. Aset seperti mesin, kendaraan, gedung, inventaris dan peralatan kantor adalah contoh-contoh benda yang mengalami depresiasi.

Baca Juga:  7 Cara Menghitung Taksiran Persalinan 100% Akurat

Sedangkan benda atau aset yang tidak mengalami depresiasi adalah tanah dan emas. Mengapa kedua benda ini tidak terkena penyusutan? Hal ini karena nilai tanah dan emas akan naik seiring dengan berjalannya waktu sehingga nilainya tidak menyusut namun meningkat.

Faktor-Faktor Perhitungannya

Terdapat 2 faktor yang mempengaruhi penyusutan aktiva fisik. Faktor fisik yakni karena aset sudah terlalu sering digunakan atau sudah mengalami kerusakan. Sedangkan faktor fungsional yakni aset yang sudah harus diganti dengan aset baru karena tidak memenuhi kebutuhan lagi.

Namun cara menghitung penyusutan barang juga dipengaruhi oleh beberapa faktor. Umumnya biaya penyusutan akan dibebankan pada setiap periode akuntansi sehingga aset-aset yang digunakan dianggap sebagai bagian dari pengeluaran. Berikut 3 faktor yang mempengaruhi biaya penyusutan:

1. Harga Perolehan

Faktor yang paling mempengaruhi biaya depresiasi adalah harga perolehan. Harga ini merupakan biaya total yang dikeluarkan untuk membeli aset. Besaran penyusutan atau depresiasi setiap periode akuntansi didasarkan pada hasil perhitungan dari harga perolehan.

Harga ini juga sudah termasuk dalam biaya pengiriman, biaya persiapan lokasi, biaya pemasangan, biaya pengujian, bea cukai, dan pajak penjualan. Umumnya dalam membeli aset tetap seperti properti terdapat biaya survei, pelunasan hak gadai, dan penutupan dalam harga perolehan.

2. Umur Ekonomi

Faktor kedua yang mempengaruhi adalah umur ekonomi. Setiap aset memiliki umur ekonomi yakni periode waktu yang diharapkan selama aset bisa digunakan. Sayangnya, umur ekonomi suatu aset dapat berbeda dengan umur aktualnya.

Hal ini penting terutama bagi sebuah bisnis agar dapat menentukan kapan waktu yang tepat untuk mengganti aktiva tetap yang lama dengan yang baru. Tentunya dengan mengganti aktiva tetap maka akan ada alokasi dana untuk aset yang baru.

3. Nilai Residu

Apakah aktiva tetap yang sudah tidak terpakai dapat dijual kembali? Ya, tentu saja bisa. Inilah yang dinamakan nilai residu atau nilai jual kembali aset setelah akhir masa penggunaannya. Agar dapat menentukan nilai residu, maka diperlukan penurunan nilai residu dari biaya aktiva tetap.

Baca Juga:  3 Cara Menghitung Kalori Defisit Sesuai Berat Badan 2024

Maka perhitungan penyusutan akan memakai nilai residu. Contohnya adalah kendaraan seharga Rp100.000.000 akan diperkirakan memiliki nilai residu Rp20.000.000 dalam 5 tahun. Dengan demikian, terdapat depresiasi dari total biaya senilai Rp80.000.000. Nantinya, aset dapat dijual seharga Rp20.000.000.

Cara Menghitung Penyusutan dalam Akuntansi

Cara Menghitung Penyusutan

Untuk menghitung depresiasi terdapat setidaknya 6 metode yang bisa digunakan. Metode ini harus digunakan sesuai dengan aset atau kondisi yang ada. Cara ini juga digunakan untuk menunjang bisnis. Berikut adalah beberapa cara untuk menghitung depresiasi aset:

1. Metode Biaya Penyusutan Beban Menurun

Metode yang pertama adalah metode penyusutan yang merujuk pada jumlah tahunan yang didapat dan saldo menurun. Metode ini umumnya akan memunculkan biaya penyusutan yang lebih besar dibandingkan periode selanjutnya.

Metode ini berfokus pada beban penyusutan yang lebih banyak pada tahun-tahun awal. Terlebih jika aktiva tetap akan mengalami penurunan pada tahun tersebut. Nantinya, biaya ini akan berkurang sehingga nilai residu semakin murah setiap tahunnya.

2. Metode Biaya Penyusutan Saldo Menurun

Cara menghitung penyusutan barang yang kedua adalah dengan menggunakan saldo menurun ganda. Metode ini tidak melibatkan nilai residu dan umumnya digunakan pada masa awal bisnis. Cara menghitung dengan metode ini adalah harga perolehan dibagi umur ekonomi kemudia dikalikan 2.

Rumus ini akan menghasilkan nilai depresiasi. Misalnya aktiva tetap dengan umur ekonomi 10 tahun akan memiliki tarif saldo berganda 20% atau 10%. Tarif ini dapat diterapkan pada nilai buku aset untuk penyusutan atau depresiasi.

3. Metode Biaya Penyusutan Jumlah Angka Tahun

Metode ketiga adalah penyusutan dengan menggunakan jumlah angka tahunan. Metode ini menggunakan pecahan yang pembilangnya merupakan angka tahun dan penyebutnya adalah jumlah tahun. Nantinya pembilang akan menurun setiap tahun sedangkan penyebutnya cenderung konstan.

Misalnya untuk aset dengan umur ekonomi 5 tahun maka penyebutnya adalah 5 + 4 + 3 + 2 + 1 = 15. Sedangkan pembilangnya adalah 5, 4, 3, 2, dan 1. Jadi, pecahan dari metode ini menjadi 5/15, 4/15, 3/15, 2/15, dan 1/15.

Baca Juga:  5 Cara Menghitung Neraca Ohaus, Jenis, Rumus 2024

4. Metode Biaya Penyusutan Garis Lurus

Cara menghitung penyusutan yang keempat adalah dengan metode garis lurus. Metode depresiasi ini juga disebut sebagai metode straight line. Metode garis lurus adalah metode yang paling sering digunakan untuk menghitung beban penyusutan.

Fokus dari metode ini adalah depresiasi yang menggunakan waktu bukan fungsi penggunaannya. Ada dua rumus yang digunakan dalam metode ini, yakni rumus biaya penyusutan dan rumus beban penyusutan. Namun, sayangnya metode ini kerap dianggap tidak realistis.

5. Metode Depresiasi Khusus

Metode kelima adalah metode depresiasi khusus. Metode ini bertujuan untuk mengetahui penyusutan dari manfaat aset yang dimiliki. Metode khusus ini juga digunakan bila aktiva tetap memiliki karakteristik unik dan membutuhkan penanganan khusus.

Metode depresiasi khusus dapat diterapkan untuk kasus seperti metode kelompok gabungan yang digunakan pada aktiva homogen dengan fungsi yang sama. Metode kedua adalah metode campuran kombinasi yang diterapkan sesuai keinginan sang akuntan.

6. Metode Aktivitas

Metode yang terakhir adalah metode aktivitas atau biasa disebut unit penggunaan atau produksi. Metode ini merupakan metode yang mengasumsikan depresiasi dengan fungsi dari penggunaan dan bukan dari umur ekonomisnya. Hal ini menyebabkan penentuan umur depresiasi tidak menjadi masalah.

Umur depresiasi dianggap lebih mudah untuk diukur. Namun, sayangnya metode ini memiliki keterbatasan karena tidak akurat. Terlebih jika digunakan pada situasi penyusutan yang didasarkan pada waktu dan umur ekonomis, bukan pada aktivitas.

Dari pemaparan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa aset atau aktiva tetap akan mengalami penurunan nilai seiring dengan berjalannya waktu. Cara menghitung penyusutan dalam akuntansi untuk aktiva tetap juga beragam tergantung situasi dan kondisi aktiva.

Penentuan harga penyusutan juga dipengaruhi oleh berbagai hal seperti faktor umur ekonomis, harga perolehan, dan nilai residu. Selain dipelajari dalam mata pelajaran akuntansi, cara menghitung depresiasi ini juga sangat berguna bagi bisnis atau perusahaan.

Baca Juga: