2 Cara Menghitung Biaya Variabel dan 4 Contoh 2024


Uinsuka.ac.id – Bagi perusahaan manufaktur, ada beberapa istilah yang sering disebutkan, salah satunya ialah variabel. Setiap pemilik perusahaan manufaktur tersebut perlu menguasai cara menghitung biaya variabel supaya anggaran bisa digunakan lebih efisien dan mendapatkan laba dari kegiatan produksi.

Biaya variabel merupakan kebalikan dari biaya tetap. Jenis biaya yang satu ini adalah jenis biaya yang sifatnya dinamis. Dengan kata lain, besar biaya variabel nantinya akan mengikuti kondisi bisnis yang kamu jalankan.

Jadi sudah pasti biaya variabel ini akan berubah-ubah tergantung pada penjualan serta tingkat produksi yang dilakukan. Kalau untuk menghitung jenis biaya yang satu ini, kamu bisa memperhatikan penjelasan berikut ini.

Cara Menghitung Biaya Variabel Lengkap

1. Rumus Biaya Variabel

Sebelum mulai ke cara menghitungnya, kamu harus tahu dulu rumusnya biaya variabel itu apa. Perlu dipahami juga bahwa biaya variabel itu punya dua karakteristik yang utama dan kedua karakteristik inilah yang membuat cara menghitung biaya variabel juga ada dua.

Adapun karakteristik yang dimaksud ialah pertama, biaya yang bisa berubah secara proporsional sesuai perubahan volume produksi. Artinya semakin besar kapasitas produksinya, maka semakin besar pula total biaya variabelnya dan begitu pula sebaliknya.

Karakteristik yang kedua ialah biaya per unit yang bersifat konstan atau tetap. Contoh dalam hal ini ialah biaya untuk bensin serta oli yang sebenarnya tergantung pada jarak yang sudah ditempuh. Akan tetapi harga bensin dan oli per liternya cenderung konstan atau tetap dan jarak tidak berpengaruh sama sekali.

Kalau secara umum, rumus yang digunakan untuk menghitung biaya variabel sebagai berikut:

  • Biaya per Unit x Jumlah Total Unit
Baca Juga:  4 Cara Menghitung Denda Pajak Mobil dan Contohnya

2. Contoh Soal dan Cara Menghitung Biaya Variabel

Ambil contoh sebagai berikut, kamu menerima orderan khusus untuk membuat 50 cake dan biaya yang dikeluarkan untuk membuat setiap cake ialah Rp20.000. Berdasarkan ilustrasi ini, maka jumlah biaya variabel berdasarkan rumus di atas sebagai berikut:

  • Total Biaya Variabel = Rp20.000 x 50 = Rp1.000.000

Dengan kata lain, kamu harus mengeluarkan biaya variabel yang besarnya Rp1.000.000 untuk membuat 50 cake sekaligus. Contoh lagi terkait bensin dan oli seperti yang disebutkan pada poin sebelumnya.

Harga Pertalite per liternya sebesar Rp8.000 dan setiap satu liter bisa dipakai untuk menempuh jarak sejauh 20 km. Dari contoh ini, bisa diketahui bahwa biaya variabel per unitnya atau per 1 km sebesar Rp400, karena Rp8.000 : 20 km = Rp400.

Dari contoh tersebut pula, mari buat ilustrasi seperti ini:

  • Dengan harga Pertalite Rp400 per liter, maka untuk menempuh jarak sejauh 500 km, biaya yang harus dikeluarkan sebesar Rp200.000
  • Dengan harga Pertalite Rp400 per liter, maka untuk menempuh jarak sejauh 1000 km, biaya yang harus dikeluarkan sebesar Rp400.000
  • Dengan harga Pertalite Rp400 per liter, maka untuk menempuh jarak sejauh 1500 km, biaya yang harus dikeluarkan sebesar Rp600.000

Dari ilustrasi di atas, sudah jelas bahwa besar kecilnya total biaya variabel sangat tergantung pada jarak tempuh yang dalam hal ini bisa dianggap sebagai volume aktivitas. Kalau volume aktivitas ini tinggi, total biaya variabelnya juga akan tinggi.

Sebaliknya, kalau volume aktivitasnya rendah, maka biaya variabelnya juga akan rendah. Akan tetapi, biaya variabel untuk per unitnya atau kalau dalam contoh di atas per 1 km relatif tetap, yaitu Rp400.

Fungsi Biaya Variabel

Pada intinya, biaya variabel atau variable cost ini merupakan biaya yang sifatnya bisa berubah karena tergantung pada volume produk yang diproduksi. Kalau volume produksi serta output perusahaan semakin meningkat, tentunya biaya variabel juga akan meningkat, begitu pula sebaliknya.

Baca Juga:  2 Cara Menghitung Kehamilan Setelah Haid 100% Akurat

Kalau perusahaan hanya bisa memproduksi produk dalam jumlah terbatas, otomatis biaya variabelnya juga akan sedikit. Meskipun terlihat tidak begitu penting, namun biaya variabel ini memiliki fungsi tertentu yang diantaranya sebagai berikut:

  • Membantu menentukan batasan mana kiranya yang akan mendatangkan keuntungan bagi perusahaan, terutama dalam urusan pengeluaran biaya
  • Mengendalikan biaya operasi yang tengah berjalan serta disesuaikan dengan keadaan perusahaan dalam jangka waktu tertentu
  • Bisa menjadi acuan untuk mengambil keputusan yang sifatnya penting, misalnya ketika menerima pesanan yang jumlahnya bertambah.

Kalau perusahaan memutuskan untuk menerima pesanan tersebut, maka perusahaan harus siap untuk menambah biaya produksi supaya proses produksi bisa berlangsung dengan lancar

  • Membantu membuat strategi perusahaan, sebagai pengendali sejumlah biaya perusahaan sekaligus menentukan keuntungan dalam jangka pendek

Contoh Biaya Variabel

Biaya variabel bisa saja bervariasi untuk setiap perusahaan. Hanya saja biasanya biaya variabel ini terdiri atas komisi, upah lembur, biaya tenaga kerja langsung dan biaya bahan baku. Untuk penjelasan singkatnya sebagai berikut:

1. Upah Lembur Tenaga Kerja

Upah lembur tenaga kerja juga termasuk dalam biaya variabel. Seperti biasanya, upah lembur ini adalah biaya yang harus diberikan kepada tenaga kerja karena mereka sudah melakukan pekerjaan di luar jam kantor atau melebihi jam kantor.

Upah ini memang tidak dikeluarkan secara rutin karena hanya diberikan sewaktu-waktu. Biasanya lembur ini dilakukan saat perusahaan tengah mengejar target produksi yang jumlahnya lumayan banyak.

2. Komisi

Selain upah lembur, komisi juga termasuk dalam biaya variabel. Komisi ini umumnya diberikan kepada para salesman yang berhasil menjual produk perusahaan.

Untuk besar komisi pastinya tidak menentu karena tergantung pada berapa banyak keuntungan yang diperoleh perusahaan serta tergantung pada produktivitas para pekerja yang menjadi salesman.

Baca Juga:  Jam 17.30 Jam Berapa? Ini Aturan Penulisan Waktu 24 Jam

Komisi ini memang bisa dipotong khususnya jika perusahaan tidak bisa memenuhi margin keuntungan dan para pekerja atau salesman ini tidak bisa memenuhi target penjualan.

3. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Biaya tenaga kerja langsung juga termasuk dalam biaya variabel. Biaya tenaga kerja ini merupakan gaji atau upah yang diberikan kepada para tenaga kerja yang berhubungan langsung dengan kegiatan produksi.

Biaya ini nanti biasanya akan dibayar untuk setiap unit barang yang dibuat oleh para tenaga kerja tersebut. Perlu dipahami juga bahwa gaji karyawan itu berbeda dengan biaya tenaga kerja langsung. Pasalnya, kalau gaji itu dibayar per bulan. Sedangkan kalau upah dibayarkan per unit.

Jadi, kalau laju produksi tinggi, maka biaya tenaga kerja langsung juga akan tinggi. Begitu pula sebaliknya, kalau laju produksi rendah maka biaya variabel yang dikeluarkan perusahaan untuk tenaga kerja juga rendah.

4. Bahan Baku Langsung

Bahan baku langsung ialah bahan baku yang akan dimanfaatkan oleh perusahaan untuk membuat produk untuk dijual, baik itu produk jadi maupun produk setengah jadi. Sedangkan biaya bahan baku langsung ialah biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan bahan baku tersebut.

Intinya, bahan baku perusahaan harus ada wujudnya dan harus bisa diukur nilainya serta bisa berperan dalam produk. Nilai bahan baku nantinya bisa langsung berubah karena tergantung pada target produksi perusahaan.

Cara menghitung biaya variabel melibatkan rumus di atas. Perhitungan biaya variabel ini sangat penting dilakukan karena berhubungan dengan operasional perusahaan terutama untuk mengambil keputusan terbaik bagi perusahaan.

Baca Juga: