2 Cara Menghitung Laba Penjualan (Kotor dan Bersih) 2024


Uinsuka.ac.id – Menghitung laba penjualan adalah aspek kunci dalam mengelola keuangan bisnis yang penting untuk keberlanjutan dan pertumbuhan perusahaan. Dengan memahami cara menghitung laba penjualan dengan tepat, pemilik bisnis dapat membuat keputusan yang lebih cerdas dan strategis.

Laba penjualan adalah selisih antara pendapatan dari penjualan produk atau jasa dengan biaya yang terkait dengan produksi atau penyediaan mereka. Cara menghitungnya dapat bervariasi tergantung pada jenis bisnis yang dijalankan, tetapi prinsip dasarnya tetap sama.

Prinsip tersebut adalah mengukur profitabilitas dari kegiatan penjualan. Dengan mengikuti prinsip-prinsip dasar ini dan menggunakan alat akuntansi yang sesuai, kamu dapat memastikan bahwa bisnis akan terus berjalan dengan lancar dan menguntungkan.

Memahami Laba Penjualan

Laba penjualan, yang juga dikenal sebagai laba kotor atau gross profit, adalah istilah yang digunakan dalam bidang keuangan dan akuntansi untuk mengukur profitabilitas dari kegiatan penjualan produk atau jasa dalam suatu perusahaan.

Laba penjualan dihitung dengan mengurangkan semua biaya langsung yang terkait dengan produksi atau penyediaan produk atau jasa dari pendapatan kotor yang dihasilkan dari penjualan.

Hal ini memberikan gambaran mengenai seberapa efisien perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari operasi inti bisnisnya, tanpa mempertimbangkan biaya-biaya umum dan administratif yang terkait dengan manajemen dan pengelolaan perusahaan secara keseluruhan.

Dalam rumus sederhana, laba penjualan dapat dijelaskan sebagai berikut:

Laba Penjualan = Pendapatan Kotor – Biaya Produksi Langsung

Pendapatan kotor adalah total pendapatan yang diperoleh dari penjualan produk atau jasa sebelum mempertimbangkan potongan harga, pengembalian barang, atau pajak penjualan.

Baca Juga:  3 Cara Menghitung Pemakaian Listrik Bulanan 2024

Sedangkan biaya produksi langsung mencakup semua biaya yang secara langsung terkait dengan produksi barang atau penyediaan jasa, seperti bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead produksi.

Cara Menghitung Laba Penjualan dan Contohnya

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa untuk menghitung laba penjualan dapat digunakan rumus:

Laba Penjualan Kotor = Pendapatan Kotor – Biaya Produksi Langsung

Atau

Laba Kotor = Penjualan Bersih – HPP

Namun, rumus tersebut baru menghitung laba kotornya saja, jika ingin mengetahui laba bersih yang didapatkan maka menggunakan rumus berikut ini.

Laba Bersih = Laba Kotor – Beban

Contoh perhitungannya, penjualan produk kerupuk yang dijual oleh Ani mendapatan omset sebesar 2 juta rupiah tanpa adanya potongan penjualan (bersih). Kemudian HPP penjualannya adalah 200.000 ribu satu box. Ani juga mengeluarkan uang untuk upah pegawai sebanyak 200 ribu dan iklan 50 ribu.

Maka keuntungan dari penjualan kerupuk Ani adalah:

  1. Laba Kotor = Penjualan Bersih – HPP
    Laba Kotor = 2.000.000 – 200.000
    Laba Kotor = 1.800.000
  1. Laba Bersih = Laba Kotor – Beban
    Laba Bersih = 1.800.000 – (200.000 + 50.000)
    Laba Bersih – 1.550.000

Dengan demikian, Ani mendapatkan keuntungan atau laba penjualan kerupuk sebanyak Rp1.550.000.

Fungsi Cara Menghitung Laba Penjualan

Laba penjualan memiliki beberapa fungsi kunci yang sangat penting bagi bisnis. Berikut adalah uraian tentang fungsi-fungsi tersebut:

1. Mengukur Profitabilitas Inti Bisnis

Fungsi paling utama dari laba penjualan adalah untuk mengukur profitabilitas dari aktivitas inti bisnis perusahaan. Pemilik bisnis dan pemangku kepentingan lainnya dapat melihat sejauh mana perusahaan berhasil dalam menghasilkan keuntungan dari penjualan produk atau jasa yang ditawarkan.

Dengan memahami laba penjualan, perusahaan dapat mengevaluasi apakah operasinya menghasilkan keuntungan yang memadai untuk mendukung pertumbuhan dan keberlanjutan.

2. Mengambil Keputusan

Laba penjualan merupakan informasi yang sangat berharga dalam pengambilan keputusan strategis. Manajer dan pemilik bisnis dapat menggunakan laba penjualan untuk mengidentifikasi produk atau layanan yang paling menguntungkan.

Baca Juga:  4 Cara Menghitung Laba Usaha/Laba Bersih Terbaru 2024

TIdak hanya itu, perhitungan laba dapat mengevaluasi efisiensi produksi, dan merencanakan strategi pertumbuhan yang lebih baik. Dengan mengetahui mana yang menghasilkan laba tinggi dan mana yang kurang menguntungkan, perusahaan dapat mengalokasikan sumber daya dengan lebih bijak.

3. Evaluasi Kinerja Operasional

Mengetahui laba penjualan juga berguna untuk mengevaluasi kinerja operasional perusahaan. Dengan membandingkan laba penjualan dari periode ke periode, perusahaan dapat melihat apakah mereka mengalami peningkatan atau penurunan dalam profitabilitas.

Perhitungan tersebut bisa menjadi tkamu-tkamu perubahan dalam biaya produksi, strategi harga, atau volume penjualan, yang semuanya penting untuk dianalisis dan dikelola.

4. Menetapkan Harga yang Tepat

Perhitungan laba dapat membantu perusahaan menentukan harga jual produk atau jasa yang sesuai. Oleh karena itu, perusahaan dapat menetapkan harga yang akan memungkinkan mereka mencapai tingkat keuntungan yang diinginkan.

5. Mengendalikan Biaya

Cara menghitung laba penjualan berperan dalam pengendalian biaya. Dengan memahami biaya produksi langsung yang terkait dengan penjualan, perusahaan dapat mengidentifikasi peluang untuk mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi produksi.

Nantinya akan membantu kamu dan perusahaan untuk meningkatkan laba penjualan mereka tanpa harus meningkatkan pendapatan.

Tips Menghitung Laba Penjualan

Menghitung laba penjualan adalah langkah kunci dalam mengelola keuangan bisnis yang berguna untuk memahami sejauh mana operasi penjualan yang menguntungkan. Berikut adalah beberapa tips tentang cara menghitung laba penjualan.

1. Identifikasi Pendapatan Kotor

Pertama, identifikasi semua pendapatan yang diterima dari penjualan produk atau jasa. Semuanya mencakup harga jual produk atau jasa, pajak penjualan yang dikenakan kepada pelanggan, dan semua jenis pendapatan yang terkait dengan penjualan.

2. Hitung Biaya Peoduksi Langsung

Selanjutnya, identifikasi dan kumpulkan semua biaya yang secara langsung terkait dengan produksi atau penyediaan produk atau jasa. Kemudian juga termasuk biaya bahan baku, upah tenaga kerja langsung, dan biaya overhead produksi.

Baca Juga:  7 Cara Menghitung Taksiran Persalinan 100% Akurat

Jangan lupa pastikan untuk mencatat semua biaya yang secara langsung terlibat dalam menghasilkan produk atau layanan yang dijual.

3. Kurangi Biaya Pendapatan

Selanjutnya, kurangkan total biaya produksi langsung dari pendapatan kotor. Tentunya dapat memberikan angka yang disebut sebagai laba penjualan bersih, dengan rumus:

Laba Penjualan = Pendapatan Kotor – Biaya Produksi Langsung

4. Perhitungan Margin Laba Kotor

Margin laba kotor adalah persentase laba penjualan dari pendapatan kotor. Cara ini adalah ukuran penting untuk memahami profitabilitas relatif bisnis yang sedang dijalankan.

5. Analisis Perbandingan

Setelah memiliki angka-angka tersebut, pengusaha dapat menganalisis laba penjualan untuk periode tertentu. Kamu dapat membandingkannya dengan periode sebelumnya untuk melihat tren profitabilitas.

Selain itu, kamu juga bisa membandingkan margin laba kotor Kamu dengan pesaing dalam industri untuk menilai seberapa baik usaha berkinerja.

6. Pemantauan dan Automisasi Perangkat Lunak

Menghitung laba penjualan bukanlah tugas sekali jalan. Cara ini harus menjadi bagian dari rutinitas keuangan bisnis. Terus pantau biaya produksi, perubahan harga, dan volume penjualan untuk memastikan profitabilitas tetap terjaga dan untuk mengidentifikasi peluang perbaikan.

Menggunakan perangkat lunak akuntansi atau keuangan dapat sangat membantu dalam menghitung laba penjualan secara akurat. Kamu jadi lebih mudah untuk melacak semua pendapatan dan biaya dengan lebih efisien, dan juga menyediakan laporan yang dibutuhkan.

Cara menghitung laba penjualan adalah suatu proses yang sangat penting dalam mengelola keuangan bisnis. Memahami profitabilitas inti dari penjualan produk atau jasa adalah lkamusan untuk pengambilan keputusan yang bijak, perencanaan strategi pertumbuhan yang efektif, dan pengendalian biaya.

Baca Juga: