2 Cara Menghitung Bunga Pinjaman, Jenis, Contoh

Uinsuka.ac.id – Bunga pinjaman tentu akan dikenakan ketika kamu melakukan pinjaman uang di bank atau tempat peminjaman lainnya. Tentu saja kamu juga perlu tahu cara menghitung bunga pinjaman agar terhindar dari tindak penipuan.

Meminjam sejumlah dana ke bank atau tempat peminjaman lainnya merupakan hal yang banyak dilakukan, baik untuk usaha maupun untuk keperluan pribadi. Namun, kebanyakan pinjaman dilakukan adalah bertujuan untuk modal atau mengembangkan bisnis.

Bunga pinjaman wajib dibayarkan dengan besaran yang telah ditentukan oleh pihak bank atau tempat pinjaman. Agar kamu tidak tertipu pihak pemberi pinjaman apalagi banyak yang tidak terdaftar OJK, maka silahkan hitung bunga bank dengan cara berikut:

Jenis-Jenis Suku Bunga Pinjaman

Sebelum mengetahui bagaimana cara menghitung bunga pinjaman, ketahui terlebih dahulu jenis-jenis suku bunga pinjaman karena perhitungannya berbeda. Lantas, apa saja jenis-jenisnya? Berikut ulasannya:

1. Bunga Tetap (Fixed)

Jenis yang pertama adalah bunga tetap atau dalam bahasa keuangan fixed, merupakan jenis suku bunga pinjaman dengan nilai persentase bersifat tetap.

Hal tersebut dapat dikatakan bahwa jumlah bunga pinjaman tidak akan berubah sama sekali selama masa pinjaman atau tenor berlaku, sehingga tidak ada penambahan biaya.

Biasanya pihak bank atau lembaga peminjaman uang akan memberikan informasi mengenai hal tersebut, tepatnya ketika kamu melakukan perjanjian pinjaman dana.

Contohnya, ketika perjanjian pinjaman dana dilakukan dengan jumlah bunga pinjaman 10%, maka selama jangka waktu angsuran atau tenor berlangsung bunga pinjaman akan tetap sebesar 10%.

Bunga tetap atau fixed memiliki kelebihan, yakni peminjam tidak perlu khawatir akan ada peningkatan suku bunga di masa yang akan datang karena dipastikan suku bunga tidak berubah sama sekali.

Baca Juga:  Cara Menghitung Bonus Bulanan Karyawan

Namun, jenis bunga ini juga memiliki kekurangan yakni jika terjadi penurunan suku bunga ketika masih dalam masa cicilan, mau tidak mau kamu harus membayar bunga tetap yakni 10%.

2. Bunga Mengambang (Floating)

Jenis bunga pinjaman yang kedua adalah mengambang atau dengan kata lain disebut floating, merupakan kebalikan dari suku bunga fixed/tetap.

Persentase bunga yang akan dikenakan pada peminjam berubah-ubah terus-menerus selama masa tenor pembayaran angsuran. Mengapa demikian? Pasalnya, hal tersebut dipengaruhi oleh dinamika suku bunga yang terjadi di pasaran dan dipastikan selalu berubah-ubah.

Maka dari itu, ketika terjadi penurunan suku bunga di pasaran, suku bunga pinjaman juga akan menurun sehingga kamu bisa mendapatkan keringanan. Namun, sebaliknya, jika suku bunga di pasaran naik, maka secara otomatis suku bunga pinjaman juga akan naik.

Dengan begitu, jika mendapatkan suku bunga pinjaman floating maka kamu tidak akan bisa menikmati keuntungan kompetitif layaknya suku bunga tetap.

Contoh dari penggunaan suku bunga mengambang alias floating adalah produk KPR, kemudian kredit modal usaha, dan juga jenis kredit pinjaman jangka panjang lainnya.

Cara Menghitung Bunga Pinjaman

1. Bunga Flat

Bunga flat dihitung dengan cara bunga yang mengacu pada jumlah pokok pinjaman di awal untuk setiap periode atau tenor cicilannya. Jika dibandingkan dengan cara menghitung bunga pinjaman lainnya, bunga flat cenderung lebih mudah karena cukup sederhana.

Nah, jenis bunga ini sangat cocok apabila digunakan untuk kredit jangka pendek, misalnya saja seperti kredit alat elektronik, kemudian kendaraan bermotor, atau juga bisa KTA.

Pada dasarnya, perhitungan bunga flat hanyalah plafon atau pokok kredit dan besaran bunga saja. Sedangkan angsuran yang perlu dibayarkan oleh nasabah atau peminjam setiap bulannya.

Baca Juga:  3 Cara Menghitung Zakat Emas, Ketentuan, Contoh

Rumus bunga flat:

  • Rumus bunga per bulan
  • (Pokok Pinjaman x Suku Bunga x Total Waktu Kredit) : Jumlah Bulan dalam Jangka Waktu Kredit

Contohnya:

Bimo mengajukan pinjaman sebesar Rp50 juta dengan tenor 12 bulan dan disetujui oleh pihak bank, sedangkan bunga pinjamannya sebesar 10% dalam satu tahun. Berapa angsuran yang perlu dibayar?

Diketahui:

  • Pinjaman Rp50 juta
  • Tenor pinjaman 1 bulan
  • Bunga pinjaman 10%

Ditanya:

  • Berapa angsurannya?

Jawab:

  • Pokok pinjaman per bulan = Rp50.000.000,- : 12 = Rp4.166.666,67
  • Bunga per tahun = Rp50.000.000,- x 10% = Rp5.000.000,-
  • Bunga per bulan = Rp5.000.000,- : 12 = Rp416.666,667
  • Angsuran per bulan = pokok pinjaman + bunga per bulan = Rp4.166.666,67 + Rp416.666,667 = Rp4.583.333,34
  • Jadi, angsuran setiap bulannya adalah Rp4.583.333,34.

2. Bunga Efektif

Bunga efektif berbeda dengan bunga fixed atau tetap, karena cicilan yang perlu dibayarkan setiap bulannya tidak akan sama alias berubah-ubah.

Pada umumnya, bunga efektif ini akan diperuntukkan bagi peminjam atau nasabah KPR, kemudian kredit usaha, dan jenis kredit jangka panjang lainnya.

Kendati demikian, suku bunga efektif lebih adil apabila dibandingkan dengan suku bunga flat atau fixed, karena dihitung berdasarkan sisa pinjaman yang belum lunas. Sementara suku bunga tetap dihitung hanya berdasarkan jumlah awal pinjaman yang diajukan saja.

Dengan demikian, suku bunga efektif yang dibayarkan kian bulan akan mengecil seiring berkurangnya pokok pinjaman setiap bulan.

Rumus bunga efektif:

  • Sisa Pokok Pinjaman Bulan Sebelumnya x Suku Bunga per tahun x (30 hari : 360 hari)

Cara menghitung bunga pinjaman efektif dengan contoh kasus berikut ini dapat kamu jadikan referensi:

Risa mengajukan pinjaman kredit senilai Rp300 juta dengan bunga tahunan sebesar 10% atau 0,83% per bulannya dengan tenor waktu selama 60 bulan. Dari kasus Reza ini berapa angsuran bulan pertama hingga bulan kelima yang harus dibayarkan oleh bisa setiap bulannya?

Baca Juga:  2 Cara Menghitung Zakat Fitrah: Beras dan Uang Tunai

Diketahui:

  • Pinjaman kredit Rp300 juta
  • Bunga tahunan 10%
  • Bunga per bulan 0,83%
  • Tenor pinjaman 60 bulan

Ditanya:

  • Berapa angsuran 5 bulan pertama?

Jawab:

1. Bulan 0

  • Angsuran bunga: Rp0
  • Angsuran pokok: Rp0
  • Total angsuran: Rp0
  • Sisa pinjaman: Rp300.000.000

2. Bulan 1

  • Angsuran bunga: Rp2.500.000
  • Angsuran pokok: Rp5.000.000
  • Total angsuran: Rp7.500.000
  • Sisa pinjaman: Rp295.000.000

3. Bulan 2

  • Angsuran bunga: Rp2.458.333,33
  • Angsuran pokok: Rp5.000.000
  • Total angsuran: Rp7.458.333,33
  • Sisa pinjaman: Rp290.000.000

4. Bulan 3

  • Angsuran bunga: Rp2.416.666,67
  • Angsuran pokok: Rp5.000.000
  • Total angsuran: Rp7.416.666,67
  • Sisa pinjaman: Rp285.000.000

5. Bulan 4

  • Angsuran bunga: Rp2.375.000,00
  • Angsuran pokok: Rp5.000.000
  • Total angsuran: Rp7.375.000
  • Sisa pinjaman: Rp280.000.000

6. Bulan 5

  • Angsuran bunga: Rp2.333.333,33
  • Angsuran pokok: Rp5.000.000
  • Total angsuran: Rp7.233.333,33
  • Sisa pinjaman: Rp275.000.000

Catatan: sistem perhitungan bunga efektif akan terus menerus begitu sampai cicilan Risa lunas dalam waktu 60 bulan.

Contoh lain:

Budi mengajukan KPR dengan harga sebesar Rp120 juta, sedangkan bunga per tahun yang didapatkannya adalah sebesar 10% dengan tenor 12 bulan. Berapa angsuran setiap bulannya?

Diketahui:

  • KPR Rp120.000.000
  • Bunga per tahun 10%
  • Tenor 12 bulan

Ditanya:

  • Berapa angsuran setiap bulannya?

Jawab:

1. Bulan pertama:

  • Bunga = Rp120.000.000 x 10% / 12 bulan = Rp1.000.000
  • Angsuran = Rp10.000.000 + Rp1.000.000 = Rp11.000.000

2. Bulan kedua:

  • Bunga = (Rp120.000.000 – Rp10.000.000) x 10% / 12 bulan = Rp916.666,66
  • Angsuran = Rp10.000.000 + Rp916.666,66 = Rp10.916.666,66

Dan seterusnya

Cara menghitung bunga pinjaman ternyata ada rumusnya sendiri-sendiri, tergantung dengan jenis bunganya. Jika kamu melakukan pinjaman namun belum yakin dengan angsuran per bulannya, silahkan hitung menggunakan rumus yang telah dijabarkan di atas sesuai kebutuhan masing-masing.

Baca Juga: