10 Cara Menghitung Dosis Obat, Jenis, Umur, Contoh

Uinsuka.ac.id – Tidak merasa sakit atau tidak enak badan, maka hal pertama yang akan hadir di pikiran kita adalah bagaimana cara mengobati hal tersebut. Dosis obat bisa berbeda beda sehingga cara menghitung dosis obat untuk satu kategori usia dengan yang lainnya pasti berbeda.

Obat yang sesuai dengan dosis atau takaran dapat memberi efek farmakologis atau sesuai dengan apa yang diinginkan. Pada dasarnya, dosis terbagi menjadi dua macam, yakni dosis lazim (tidak mengikat) dan dosis maksimal (paling besar).

Hal yang sangat penting dan perlu diperhatikan dalam penggunaan obat obatan yakni menghitung dosis obat secara akurat, karena apabila terjadi kesalahan maka akan berdampak pada kondisi kesehatan. Sudah tahu cara menghitung dosisnya?

Daftar Cara Menghitung Dosis Obat

1. Dosis Obat Tablet

Salah satu jenis obat yang dikonsumsi oleh orang atau disebut juga dengan pil dan kaplet. Obat ini merupakan obat bubuk yang kemudian dipadatkan dalam bentuk lonjong atau lempengan.

Jenis ini hanya bisa digunakan dengan cara orang, mulut atau di bawah lidah yang mana harus dikonsumsi melalui mulut manusia. Apabila kamu masih bingung tentang dosis obat ini, maka silahkan gunakan cara menghitungnya berikut ini:

Di dunia kesehatan atau medis, ada istilah sediaan obat yang merupakan jumlah dari total kandungan dalam satu pil, tablet, kaplet, vial, bahkan ampul.

Misalnya saja, seorang dokter meminta untuk memberikan obat jenis paracetamol tablet sebanyak 250 gram, sedangkan satu pilnya memiliki berat sekitar 500 gram. Bagaimana cara menghitungnya?

  • Obat yang dibutuhkan / berat obat sebenarnya
  • 250 gram / 500 gram = ½ tablet
Baca Juga:  Cara Menghitung Gaji Freelance

Jadi, ketika diminta dokter memberikan paracetamol sebanyak 250 gram sedangkan per pilnya 500 gram, maka kamu hanya perlu memberikan ½ pil saja.

2. Dosis Obat Sirup

Cara menghitung dosis obat tablet dan sirup ternyata berbeda, karena memang bentuknya saja sudah tidak sama. Beberapa jenis obat yang berbentuk sirup sudah beredar di pasaran, yakni obat drop, kemudian obat suspensi, serta obat sirup sendiri.

Cara menghitung dosis obat dalam bentuk sirup adalah bisa disimak dari contoh berikut ini:

Seorang dokter spesialis anak membuat resep berupa Sanmol Forte Syrup 120 miligram prn, sedangkan sediaan obat tersebut adalah 240 miligram dalam setiap 5 mililiternya. Maka cara hitungnya adalah:

  • Resep dokter / obat sebenarnya x 5 ml
  • 120 mg / 240 mg x 5 ml = 2,5 ml = ½ cth

3. Dosis Obat Serbuk

Jika menggunakan serbuk, tentu saja cara hitungnya akan berbeda dengan obat tablet maupun sirup (cair). Biasanya orang-orang akan mengkonsumsi obat serbuk dengan melarutkannya terlebih dahulu menggunakan air.

Obat serbuk yang biasanya dijumpai juga cukup banyak, lho, mulai dari antibiotik seperti Ceftriaxone, Cefotaxim, dan lain sebagainya. Untuk menghitung dosis obat bentuk serbuk, kamu diharuskan memiliki kreativitas, khususnya dalam mencampurkannya dengan air.

Sebenarnya setiap orang diberikan kebebasan dalam melarutkan obat serbuk, yang penting tidak terlalu pekat atau terlalu sedikit. Pasalnya, apabila jumlah pelarut lebih sedikit, maka pasien akan merasa sakit ketika diberikan obat.

Namun, pastikan pula jika kamu melarutkan obat serbuk dengan pelarut yang terlalu banyak, karena akan terlalu cair.

4. Menggunakan Alat

Menghitung dosis obat bisa juga dilakukan dengan memanfaatkan alat tertentu di dalam dunia farmasi, namun ada rumus tertentu yang perlu kamu ketahui sebelumnya.

Berikut ini rumusnya:

  • (Order Dokter) / Jam x (60 mgtt) / CC x (Kg / BB) x Pelarut / (Sediaan Obat)
Baca Juga:  2 Cara Menghitung Zakat Fitrah: Beras dan Uang Tunai

Atau

  • (Order Dokter) / Menit x (60 mgtt) / CC x (Kg / BB) x Pelarut / (Sediaan Obat)

Contoh:

Keterangan:

  • Heparin = 1.000 IU per jam
  • Sediaan obat = 1 ml Heparin = 5.000 IU
  • Jumlah pelarut = 100 cc

Cara menghitung dosis obat:

  • IU / 60 menit x 60 mgtt / cc x 100 cc / 5.000 IU = 20 cc per jam

Catatan:

Ketika menghitung dosis obat dengan menggunakan alat, maka ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan, yakni kesamaan satuan dosis yang digunakan dengan sediaan obat.

Misalnya saja ketika resep dokter menyatakan bahwa membutuhkan 0,5 mikrogram, namun pada kenyataannya sediaan obat adalah 200 mg, maka kamu perlu mengubahnya menjadi mcg terlebih dahulu.

Selain itu, kamu juga perlu memperhatikan waktu pemberian obat, misalnya saja Dobutamin 0,1 mcg / Kg / BB / jam, maka harus diubah menjadi 60 menit.

Cara Menghitung Dosis Obat Anak

1. Berdasarkan Berat Badan

Pada umumnya, pemberian dosis obat pada anak-anak akan didasarkan dengan data berat badan, sehingga anak satu dengan lainnya kemungkinan besar kebutuhan dosis obat berbeda.

Rumusnya:

  • Dosis Obat x Berat Badan Anak dalam Kilogram

Contoh:

  • Dosis paracetamol 10 mg
  • Usia anak 4 tahun
  • Berat badan 15 kg
  • 15 x 10 mg = 150 mg

2. Berdasarkan Luas Permukaan Tubuh

Tidak hanya dengan data berat badan, dosis obat untuk anak juga bisa dihitung berdasarkan Luas Permukaan Tubuh (LPT) sehingga dapat dipastikan setiap anak memiliki dosis obat masing-masing.

Contoh:

Penggunaan metotreksat (Mexate) sebanyak 50 mg per minggunya, kemudian anak memiliki tinggi mencapai 137 cm dan berat badannya 41 Kg.

Dosis yang diberikan adalah 25 – 75 mg per m2 setiap minggunya, sedangkan tinggi dan berat badan anak berpotongan pada 1,3 m2 LPT.

Dosis obatnya:

  • 25 mg x 1,3 m2 = 32,5 mg
  • 75 mg x 1,3 m2 = 97,5 mg

3. Berdasarkan Dosis Orang Dewasa

Dosis pemberian obat pada anak juga bisa dilakukan dengan perbandingan dosis orang dewasa, namun hal tersebut memerlukan data tentang tinggi serta berat badan anak.

Baca Juga:  4 Cara Menghitung TBJ dari TFU Masa Kehamilan 2024

Rumusnya:

  • LPT / 1,73 m2 x Dosis Dewasa = Dosis Anak

4. Berdasarkan Aturan Fried

Menurut aturan Fried, anak berukuran rata-rata dan menggunakan usia dibandingkan dengan berat badan, sehingga disarankan untuk tidak menganggapnya sebagai cara yang akurat apabila dibandingkan dengan metode nomogram.

Dalam aturan ini, dosis obat untuk anak adalah dengan membagi usia anak dalam tungan bulan dengan bilangan 150, kemudian dikalikan hasilnya dengan dosis dewasa.

Rumusnya adalah:

  • Usia Anak / 150 x Dosis Dewasa = Dosis Anak

5. Berdasarkan Aturan Young

Sedangkan aturan Young tidak berbeda jauh dengan aturan sebelumnya, akan tetapi cara menghitung dosisnya didasarkan pada usia anak dalam hitungan tahun.

Nah, rumus aturan Young dapat digunakan guna menemukan dosis anak yang tepat, yakni dengan rumus di bawah ini:

  • Usia Anak dalam Tahun / Usia Anak Ditambah 12 Tahun x Dosis Dewasa = Dosis Anak

Contoh:

  • Usia anak 5 tahun
  • Dosis dewasa 20 mg
  • 5 tahun / 5 + 12 tahun x 20 mg = 5 tahun / 17 tahun x 20 mg = 5,9 mg

6. Berdasarkan Aturan Clark

Aturan Clark dalam menghitung dosis obat untuk anak adalah prosedur untuk perhitungan dosis obat anak usia 2-17 tahun. Prosedur tersebut akan mengambil data berat badan anak dalam satuan massa pon, kemudian membaginya dengan 150 pon.

Rumus yang digunakan:

  • Berat Anak dalam Satuan Massa Pon / 150 pon x Dosis Obat Dewasa = Dosis Obat Anak

Ketika meminumkan kepada orang lain maupun diri sendiri sudah pasti akan ada aturan tentang dosisnya. Cara menghitung dosis obat yang telah dijabarkan di atas bisa menjadi rujukan ketika kamu masih bingung terkait dosis obat tertentu.

Baca Juga: