2 Cara Menghitung Siklus Menstruasi 100% Akurat


Uinsuka.ac.id – Wanita usia produktif mengalami menstruasi yang terjadi setiap bulan. Namun, tidak semua wanita mengetahui cara menghitung siklus menstruasi yang benar. Ini menjadi hal penting, terutama bagi pasangan yang ingin merencanakan ataupun menunda kehamilan.

Tidak hanya itu, memahami siklus menstruasi juga mampu mendeteksi gangguan kesehatan. Perlu dipahami bahwa setiap wanita memiliki siklus menstruasi yang berbeda-beda. Berikut cara tepat menghitung siklus menstruasi yang perlu diketahui.

Pengertian Siklus Menstruasi

Sebelum membahas lebih lanjut, ketahui terlebih dulu apa itu siklus menstruasi. Jadi, siklus menstruasi merupakan suatu rangkaian perubahan alami yang terjadi pada sistem reproduksi wanita secara berulang yang umumnya terjadi antara 21-35 hari.

Siklus ini meliputi cara tubuh mempersiapkan kehamilan di tiap bulannya. Dengan memahami siklus menstruasi, maka akan bisa mengetahui masa subur serta terjadinya ovulasi. Menstruasi yang paling umum berlangsung sekitar 4-7 hari.

Siklus menstruasi terjadi saat pelepasan sel telur dari ovarium dan keluar melalui rahim ketika tidak terjadi proses pembuahan.

Fase Siklus Menstruasi

Umumnya, siklus menstruasi terdiri dari tiga fase, diantaranya sebagai berikut:

1. Fase Menstruasi

Umumnya, fase ini terjadi sekitar 3 hingga 7 hari. Pada fase menstruasi, lapisan dinding rahim serta sel telur akan mengalami peluruhan menjadi darah menstruasi. Pada tiga hari pertama menstruasi, darah yang keluar lebih banyak.

Beberapa wanita biasanya mengalami kram di perut, panggul, serta punggung di masa awal menstruasi. Hal ini disebabkan adanya kontraksi rahim yang terjadi akibat meningkatnya hormon prostaglandin selama masa menstruasi.

Selain mengalami rasa nyeri atau kram di beberapa bagian tubuh, pada masa menstruasi umumnya wanita mengalami beberapa gejala lain, seperti sakit kepala, perubahan mood, hingga perubahan nafsu makan.

Baca Juga:  4 Cara Menghitung Kebutuhan Cairan dalam Tubuh 2024

2. Fase Pra-ovulasi dan Ovulasi

Di fase pra-ovulasi, lapisan dinding yang mengalami peluruhan akan menebal kembali. Penebalan rahim ini berguna sebagai persiapan agar dapat ditempati sel telur apabila berhasil dibuahi oleh sperma.

Di fase ovulasi, folikel akan pecah menjadi sel telur, lalu bergerak ke rahim melewati tuba falopi. Pembuahan dapat terjadi sampai 24 jam setelah sel telur dikeluarkan. Jika ingin merencanakan kehamilan, maka disarankan melakukan hubungan intim pada fase ini.

Masa ovulasi menjadi waktu terbaik untuk mendukung terjadinya pembuahan. Perlu diketahui juga bahwa sperma mampu bertahan selama kurang lebih 3 hingga 5 hari dalam rahim.

Untuk menandai masa subur wanita, biasanya akan terjadi pada 14 hari terhitung sejak hari pertama terjadinya menstruasi terakhir. Namun, yang harus dipahami, yaitu masa ovulasi setiap wanita tidak sama dan bisa berubah. Sering kali terjadi pada wanita yang mengalami menstruasi yang tidak teratur.

3. Fase Pra-menstruasi

Di fase ini, lapisan dinding rahim akan semakin tebal yang diakibatkan oleh sel telur yang akan membentuk korpus luteum. Korpus luteum merupakan jaringan yang berfungsi untuk memproduksi hormon progesteron yang memicu penebalan lapisan dinding rahim.

Apabila tidak terjadi pembuahan, maka tubuh akan mengalami gejala pramenstruasi atau biasa disebut PMS, seperti rasa nyeri pada payudara, emosi tidak stabil, pusing, dan mudah lelah. Selain beberapa gejala tersebut, korpus luteum akan berhenti memproduksi progesteron.

Apabila tidak terjadi pembuahan, hormon progesteron dan estrogen mulai menurun dan lapisan dinding rahim meluruh menjadi darah menstruasi.

Cara Menghitung Siklus Menstruasi

Siklus menstruasi menunjukkan cara tubuh mempersiapkan peluang terjadinya kehamilan di setiap bulannya. Sangat penting untuk dipahami setiap wanita jika merencanakan program kehamilan. Selain itu, memahami siklus menstruasi juga bisa mengetahui masalah kesehatan reproduksi.

Baca Juga:  4 Cara Menghitung Modal Awal dan Contohnya 2024

Menstruasi akan terjadi ketika kehamilan tidak terjadi atau bisa dikatakan tidak terjadi proses pembuahan. Hal tersebut menyebabkan terjadinya peluruhan dinding rahim yang menyebabkan keluarnya darah dari organ intim.

Umumnya, menstruasi yang dialami wanita terjadi secara teratur dan bisa diprediksi. Cara menghitung siklus menstruasi yaitu dengan mencatat hari pertama waktu terjadinya menstruasi pada tiap bulan.

Sebagai contoh, apabila kamu mengalami menstruasi hari pertama di tanggal 30 Maret dan hari pertama pada bulan berikutnya pada 23 April, maka siklus menstruasi yang kamu alami yaitu selama 25 hari.

Selain mencatat siklus menstruasi, yang juga perlu dilakukan yaitu mencatat beberapa gejala dan rasa sakit yang dirasakan, seperti nyeri perut dan payudara hingga perubahan suasana hati. Hal ini berguna dalam mengidentifikasi kemungkinan masalah yang terjadi dengan sistem reproduksi.

Untuk mengetahui masa subur wanita, maka akan terjadi di fase ovulasi, yaitu saat lepasnya sel telur dari ovarium. Umumnya, masa subur terjadi sekitar 12-14 hari menjelang menstruasi berikutnya. Berikut cara menghitung siklus menstruasi dengan benar:

  • Mencatat hari pertama menstruasi yang terjadi setiap bulan
  • Menghitung jumlah hari dari tanggal pertama terjadinya menstruasi hingga menstruasi pada bulan berikutnya.
  • Jumlah hari tersebut adalah periode siklus menstruasi.

Ciri-Ciri Siklus Menstruasi yang Normal

Ciri-ciri wanita yang memiliki siklus menstruasi normal yaitu berlangsung selama 21-35 hari. Bagi wanita yang mengalami siklus menstruasi kurang atau melebihi dari jangka waktu tersebut, bisa disebut memiliki siklus menstruasi tidak teratur.

Apabila memiliki siklus menstruasi tidak teratur dan berlangsung terus-menerus, maka akan sulit mengetahui masa ovulasi dan masa subur. Bagi wanita berusia produktif yang memiliki siklus tidak teratur, maka harus waspada karena bisa mengindikasikan adanya masalah di sistem reproduksi.

Baca Juga:  3 Cara Menghitung Debit Air, Konversi, Rumus, Contoh Soal

Bagi remaja yang baru memasuki masa pubertas, maka umumnya memiliki siklus menstruasi yang lebih panjang. Siklus menstruasi akan cenderung memendek dan lebih teratur saat bertambahnya usia. Menjelang masa menopause, maka siklus menstruasi akan kembali tidak teratur dan akhirnya berhenti.

Tips Melancarkan Siklus Menstruasi

Bagi yang mengalami siklus menstruasi yang sesekali tidak teratur, maka tidak perlu khawatir. Hal tersebut normal, karena setiap wanita akan mengalami perubahan siklus menstruasi, baik lebih cepat ataupun lebih lambat.

Kondisi itu dapat diakibatkan oleh kebiasaan pola hidup kurang sehat, seperti konsumsi makanan sembarangan, merokok, konsumsi minuman beralkohol, hingga stress berlebihan.

Untuk menjaga siklus menstruasi agar lancar, ikuti beberapa tips berikut:

  • Selalu sempatkan untuk berolahraga rutin, namun tidak berlebihan
  • Istirahat yang cukup
  • Konsumsi makanan yang sehat dan kaya nutrisi, seperti sayuran hijau, ikan, telur, dan tahu
  • Kelola stres
  • Jangan merokok dan konsumsi minuman beralkohol

Di beberapa kasus tertentu, seseorang yang mengalami siklus menstruasi tidak teratur bisa diakibatkan oleh efek samping penggunaan obat tertentu, seperti pil KB dan obat antidepresan. Ada juga beberapa penyakit yang bisa mengganggu siklus menstruasi, seperti endometriosis dan PCOS.

Siklus menstruasi wanita umumnya berlangsung secara teratur di setiap bulannya. Bagi yang ingin merencanakan kehamilan, maka diwajibkan mengetahui cara menghitung siklus menstruasi dengan benar agar bisa memperkirakan waktu menstruasi dan masa subur.

Jika mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur dan berlangsung dalam rentang waktu lama, maka harus diwaspadai karena ada kemungkinan mengalami gangguan kesehatan. Untuk itu, perlu dikonsultasikan ke dokter supaya mengetahui penyebabnya.

Baca Juga: